DALAM RANGKA HUT PGRI KE-78 SISWA-SISWI SMPN 4 NEGARA KERJA BHAKTI KEBERSIHAN DI PURA DALEM DAN DI MASJID BAITUL ABIDIN DESA TEGALBADENG BARAT

  • Nov 24, 2023
  • Admin Desa Tegalbadeng Barat

Tb. Barat - Jum'at, 24 Nopember 2023. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Negara melakukan kegiatan kerja bhakti kebersihan di Pura Dalem Tegalbadeng Kauh dan di Masjid Baitul 'Abidin Tegalbadeng Barat. Kegiatan kerja bhakti siswa-siswi SMPN 4 Negara didampingi oleh beberapa orang guru.  Hadir dalam kerja bhakti tersebut dihadiri oleh Bapak Kelian Adat, Bapak KaSi Pelayanan Desa, Guru-guru SMPN4 Negara, Tokoh masyarakat dan Tokoh Agama.

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merupakan organisasi keguruan. PGRI merayakan hari ulang tahunnya tiap 25 November. Tahun ini, peringatan HUT PGRI 2023 telah memasuki usia yang ke-78. 

Dikutip dari Pedoman Peringatan Hari Guru Nasional 2023 yang dilansir Kemdikbudristek RI, Tema Hari Guru Nasional 2023 adalah "Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar". Setiap dari kita pasti memiliki sosok guru favorit yang dianggap inspiratif dan berjasa dalam hidup kita.

Sedangkan untuk tema HUT PGRI 2023 yang diusung adalah "Transformasi Guru Wujudkan Indonesia Maju".

Dilansir laman detikNews, selengkapnya berikut informasi tentang HUT ke-78 PGRI! :
PGRI awalnya merupakan organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda yang berdiri pada 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Anggota PGHB terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Pemilik Sekolah.

Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda, mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua yang menggunakan bahasa pengantarnya bahasa daerah ditambah bahasa Melayu. Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Di samping PGHB, berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB).

Ada pula organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Perjuangan guru tidak lagi berfokus pada perbaikan nasib serta kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, melainkan telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak "merdeka". Lalu, pada tahun 1932, 32 organisasi guru yang berbeda-beda latar belakang, paham dan golongan sepakat bersatu mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena penggunaan kata "Indonesia" yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata "Indonesia" sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang, segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, dan Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas. Kemudian, 100 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, tepatnya tanggal 23-25 November 1945, digelar Kongres Guru Indonesia di Surakarta.

Kongres berlangsung di Gedung Somaharsana (Pasar Pon), Van Deventer School, Sekolah Guru Puteri (sekarang SMP Negeri 3 Surakarta). Melalui kongres Guru Indonesia, segala perbedaan antara organisasi guru di lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, aliran politik, agama, dan suku sepakat dihapuskan. Mereka meniadakan perbedaan latar belakang dan sebagainya demi bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak kongres Guru Indonesia (kongres ke-1 PGRI), semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu dalam satu wadah, yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia atau yang disingkat PGRI.

Perbedaan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI
Walaupun diperingati pada tanggal yang sama, ada sedikit perbedaan antara HGN dan HUT PGRI. Perbedaan pertama dapat dilihat pada latar belakang penetapannya. Peringatan Hari Guru Nasional diinisiasi berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional, oleh Presiden Soeharto. Tujuannya adalah untuk memberi penghormatan kepada guru di Indonesia.

Berdasarkan Keppres tersebut, dipilihnya 25 November sebagai Hari Guru Nasional adalah karena tanggal tersebut telah lebih dulu diperingati sebagai HUT PGRI.